KUMPULAN DO'A SEHARI-HARI
Menurut bahasa do'a artinya memanggil.Sedangkan
menurut istilah syara' do'a berarti memohon sesuatu yang bermanfaat dan memohon
terbebas atau tercegah dari sesuatu yang memudharatkan. Sebagai umat islam
sudah seharusnya kita selalu berdo’a sebelum dan setelah melakukan sesuatu atau
ketika mempunyai hajat kepada Allah SWT. Di laman ini saya ingin menuliskan
do’a sehari-hari yang sering kita gunakan.
- Do'aKetika Akan Tidur
بِاسْمِكَاللّهُمَّاَحْيَاوَبِاسْمِكَاَمُوْتُ
BISMIKALLAHUMMA AHYA WA BISMIKA AMUUT
" Ya Allah denganmenyebutnamaMuakuhidupdandenganmenyebutnamaMuakumati "
- Do'aKetika BangunTidur
اَلْحَمْدُِللهِالَّذِىاَحْيَانَابَعْدَمَااَمَاتَنَاوَاِلَيْهِالنُّشُوْرُ
ALHAMDULILLAHIL LADZII AHYAANAA BA'DA MAA AMAATANAA WA ILAIHIN NUSHUUR
" Segalapujibagi Allah yang telahmenghidupkan kami setelah kami dimatikandankepadaNya kami akankembali "
- Doa untuk kedua orang tua
رَبِّاغْفِرْلِيْوَلِوَالِدَيَّ
سورةنوح : ٢٨
ROBBIGHFIRLII WALIWAALIDAYYA
YaAllohampunilahdosakudandosakedua orang tuaku
(QS.Nuh 28)
YaAllohampunilahdosakudandosakedua orang tuaku
(QS.Nuh 28)
رَبِّارْحَمْهُمَاكَمَارَبَّيَانِيْصَغِـيْراً
سورةالإسراء٢٤
ROBBIR_HAMHUMAA KAMAA ROBBAYAANII SHOGHIIROO
sertakasihilahmerekaberduasepertimerekamengasihikusewaktukecil
(QS.Alisroq 24)
sertakasihilahmerekaberduasepertimerekamengasihikusewaktukecil
(QS.Alisroq 24)
- Doa kebaikan dunia -akhirat
رَبَّنَاآتِنَافِيالدُّنْيَاحَسَنَةً,
ROBBANAA AATINAA FIDDUN-YAA _HASANAH
"YaTuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia
"YaTuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia
وَفِياْلآخِرَةِحَسَنَةً,
WAFIL-AAKHIROTI _HASANAH
"YaTuhan kami, berilah kami kebaikan di akhirat
"YaTuhan kami, berilah kami kebaikan di akhirat
وَقِنَاعَذَابَالنَّارِ
WAQINAA ‘ADZAABANNAAR
danpeliharalah kami darisiksaneraka"
danpeliharalah kami darisiksaneraka"
- Do'a Ketika Masuk Kamar Mandi (WC)
اَللّهُمَّاِنىِّاَعُوْذُبِكَمِنَالْخُبُثِوَالْخَبَائِثِ
ALLAHUMMA INNII A'UUDZU BIKA MINAL KHUBUTSI WAL KHOBAAITSI
" Ya Allah sesungguhnyaakuberlindungkepadaMudarisetanjantandansetanbetina "
- Do'a Ketika Keluar Kamar Mandi (WC)
اَلْحَمْدُِللهِالَّذِىاَذْهَبَعَنِّىاْلاَذىوَعَافَنِى
ALHAMDULILLAHIL LADZII ADZHABA ANNIL ADZA WA 'AAFANII
" Segalapujibagi Allah yang telahmenghilangkanpenyakitdantelahmembuatkusehat "
- Do'a Ketika Masuk Masjid
اَللّهُمَّافْتَحْلِىاَبْوَابَرَحْمَتِكَ
ALLAHUMMAF TAHLII IBWAABA ROHMATIKA
" Ya Allah bukakanlahuntukkupintu-pinturahmatMu "
- Do'a Ketika Keluar Masjid
اَللّهُمَّاِنىِّاَسْأَلُكَمِنْفَضْلِكَ
ALLAHUMMA INNII AS ALUKA MIN FADLLIKA
" Ya Allah sesungguhnyaakumohonanugerahMu "
" Ya Allah sesungguhnyaakumohonanugerahMu "
- Do'a Ketika Mengenakan Pakaian
اَللّهُمَّاِنىِّاَسْـأَلُكَمِنْخَيْرِهِوَخَيْرِمَاهُوَلَهُوَاَعُوْذُبِكَمِنْشَرِّهِوَشَرِّمَاهُوَلَهُ
ALLAHUMMA INNII AS'ALUKA MIN KHAIRIHI WA KHAIRIMAA HUWA LAHU, WA A'UUDZU BIKA MIN SYARRIHII WA SYARRI MAA HUWA LAHU
" Ya Allah, sesungguhnyaakumohonkepadaMudarikebaikanpakaianinidankebaikansesuatu yang adapadanya. Dan akuberlindungkepadaMudarikeburukanpakaianinidankeburukansesuatu yang adapadanya "
- Do'a Ketika Melepas Pakaian
بِسْمِاللهِالَّذِىَلااِلهَاِلاَّهُوَ
BISMILLAHIL LADZII LAA ILAAHA ILLA HUWA
"Dengannama Allah yang tiadaTuhanselainDia "
- Do'a Ketika Bercermin
اَلْحَمْدُِللهِ،اَللّهُمَّكَمَاحَسَنْتَخَلْقِىفَحَسِّنْخُلُقِى
ALHAMDULILLAH, ALLAHUMMA KAMAA HASANTA KHALQII
FAHASSIN KHULUQII
" SegalaPujiBagi Allah, Ya Allah, sesungguhnyaEngkautelahmemperindahtubuhkumakaperindahkanlah pula akhlaqku "
" SegalaPujiBagi Allah, Ya Allah, sesungguhnyaEngkautelahmemperindahtubuhkumakaperindahkanlah pula akhlaqku "
- Do'a Ketika Menyisir Rambut
اَللّهُمَّحَرِّمْشَعْرِىوَبَشَرِىعَلىَالنَّارِ
ALLAHUMMA HARRIM SYA'RII WA BASYARII 'ALAN NAAR
" Ya Allah, halangilahrambutdankulitkudariapineraka "
" Ya Allah, halangilahrambutdankulitkudariapineraka "
- Do'a Sebelum Makan
اَللّهُمَّبَارِكْلَنَافِيْمَارَزَقْـتَنَاوَقِنَاعَذَابَالنَّارِ
ALLAHUMMA BAARIK LANAA FIIMAA RAZAQTANAA WA QINAA
'ADZAABAN NAAR
" Ya Allah berkahilah kami dalamrizki yang telahEngkauberikankepada kami, danperiharalah kami darisiksaapineraka "
" Ya Allah berkahilah kami dalamrizki yang telahEngkauberikankepada kami, danperiharalah kami darisiksaapineraka "
- Bacaan Lupa Baca Do'a Makan
بِسْمِاللهِاَوَّلُهُوَاخِرُهُ
BISMILLAHI AWWALUHU WA AAKHIRUHU
" DenganMenyebutnama Allah daripermulaanhinggapenghabisannya "
" DenganMenyebutnama Allah daripermulaanhinggapenghabisannya "
- Do'a Sesudah Makan
اَلْحَمْدُِللهِالَّذِىاَطْعَمَنَاوَسَقَانَاوَجَعَلَنَامُسْلِمِيْنَ
ALHAMDULILLAHIL LADZII ATH'AMANAA WA SAQAANA WA
JA'ALANA MUSLIMIIN
" Segalapujibagi Allah yang telahmemberi kami makandanminumsertamenjadikan kami seorangmuslim "
" Segalapujibagi Allah yang telahmemberi kami makandanminumsertamenjadikan kami seorangmuslim "
- Do'a Akan Keluar Rumah
بِسْمِاللهِتَوَكَّلْتُعَلَىاللهِوَلاَحَوْلَوَلاَقُوَّةَاِلاَّبِاللهِ
BISMILLAHI TAWAKKALTU 'ALALLAH, LAA HAULA WA LAA
QUWWATA ILLAA BILLAH
" Denganmenyebutnama Allah, akuberserahdirikepada Allah. Dan tidakadadayadankekuatanmelainkandenganpertolongan Allah semata "
" Denganmenyebutnama Allah, akuberserahdirikepada Allah. Dan tidakadadayadankekuatanmelainkandenganpertolongan Allah semata "
- Do'a Akan Masuk Rumah
بِسْمِاللهِوَلَجْناَوَبِسْمِاللهِخَرَجْناَوَعَلَىرَبِّنـَاتَوَكَّلْناَ
BISMILLAHI WALAJNA WA BISMILLAHI KHARAJNA WA 'ALAA
RABBINA TAWAKKALNA
" Denganmenyebutnama Allah akumasukrumah, dengannama Allah pula akukeluardankepada Allah pula akuberserahdiri "
" Denganmenyebutnama Allah akumasukrumah, dengannama Allah pula akukeluardankepada Allah pula akuberserahdiri "
- Do'a Ketika Bersin
Orang Yang Bersin
اَلْحَمْدُِللهِ
ALHAMDULILLAH
" Segalapujibagi Allah "
Orang Yang Mendengar
" Segalapujibagi Allah "
Orang Yang Mendengar
يَرْحَمُكَاللهُ
YARHAMUKALLAH
" Semoga Allah Merahmatimu "
Orang Yang BersinMenjawab
" Semoga Allah Merahmatimu "
Orang Yang BersinMenjawab
يَهْدِيْكُمُالله ُ
YAHDIIKUMULLAH
" Semoga Allah memberipetunjukkepadamu "
" Semoga Allah memberipetunjukkepadamu "
19.
DoaNaik Kendaraan
بِسْمِ اللهِ،
الْحَمْدُ لِلَّهِ {سُبْحَانَ الَّذِيْ سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ
مُقْرِنِيْنَ. وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُوْنَ} الْحَمْدُ لِلَّهِ،
الْحَمْدُ لِلَّهِ، الْحَمْدُ لِلَّهِ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ
أَكْبَرُ، سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ إِنِّيْ ظَلَمْتُ نَفْسِيْ فَاغْفِرْ لِيْ،
فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ.
“Dengannama Allah, segalapujibagi Allah,
MahaSuciTuhan yang menundukkankendaraaniniuntuk kami, padahal kami
sebelumnyatidakmampumenguasainya. Dan sesung-guhnya kami akankembalikepadaTuhan
kami (di hariKiamat). Segalapujibagi Allah (3x), MahaSuciEngkau, ya Allah!
Sesungguhnyaakumenganiayadiriku, makaampunilahaku.Sesungguhnyatidakada yang
mengampunidosa-dosakecualiEngkau.” (HR. Abu Dawud 3/34, At-Tirmidzi 5/501,
danlihatShahih At-Tirmidzi 3/156. )
Haji (Bahasa Arab: حج; transliterasi: Hajj) adalah rukun (tiang agama)
Islam yang kelima setelah syahadat, salat, zakat dan puasa.
Haji memiliki Syarat, Rukun dan
Wajib Haji, adapun penjelasan dari Syarat, Rukun dan
Wajib HajiHaji
adalah sebagai berikut.
Syarat Wajib Haji
Syarat wajib haji adalah
syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh seseorang sehingga dia diwajibkan untuk
melaksanakan haji, dan barang siapa yang tidak memenuhi salah satu dari
syarat-syarat tersebut, maka dia belum wajib menunaikan haji. Adapun syarat
wajib haji adalah sebagai berikut:
1. Beragama Islam
2. Berakal Sehat
3. Baligh atau Dewasa
4. Merdeka (bukan budak)
5. Mampu
Syarat "Mampu" dalam
Ibadah Haji
a. Sehat jasmani dan rohani tidak
dalam keadaan tua renta, sakit berat, lumpuh, mengalami sakit parah menular,
gila, stress berat, dan lain sebagainya. Sebaiknya haji dilaksanakan ketika
masih muda belia, sehat dan gesit sehingga mudah dalam menjalankan ibadah haji
dan menjadi haji yang mabrur.
b. Memiliki uang yang cukup untuk
ongkos naik haji (onh) pulang pergi serta punya bekal selama menjalankan ibadah
haji. Jangan sampai terlunta-lunta di Arab Saudi karena tidak punya uang lagi.
Jika punya tanggungan keluarga pun harus tetap diberi nafkah selama berhaji.
c. Keamanan yang cukup selama
perjalanan dan melakukan ibadah haji serta keluarga dan harta yang ditinggalkan
selama berhaji. Bagi wanita harus didampingi oleh suami atau muhrim laki-laki
dewasa yang dapat dipercaya.
Rukun Haji
Rukun haji adalah hal-hal yang
wajib dilakukan dalam berhaji yang apabila ada yang tidak dilaksanakan, maka
dinyatakan gagal haji alias tidak sah, harus mengulang di kesempatan
berikutnya.:
1. Ihram
Ihram, yaitu pernyataan mulai
mengerjakan ibadah haji atau umroh dengan memakai pakaian ihram disertai niat
haji atau umroh di miqat.
2. Wukuf
Wukuf di Arafah, yaitu berdiam
diri, dzikir dan berdo'a di Arafah pada tanggal 9 Zulhijah.
3. Tawaf Ifadah
Tawaf Ifadah, yaitu mengelilingi
Ka'bah sebanyak 7 kali, dilakukan sesudah melontar jumrah Aqabah pada tanggal
10 Zulhijah.
4. Sa'i
Sa'i, yaitu berjalan atau
berlari-lari kecil antara Shafa dan Marwah sebanyak 7 Kali, dilakukan sesudah
Tawaf Ifadah.
5. Tahallul
Tahallul, yaitu bercukur atau
menggunting rambut setelah melaksanakan Sa'i.
6. Tertib
Tertib, yaitu mengerjakan
kegiatan sesuai dengan urutan dan tidak ada yang tertinggal.
Wajib Haji
Wajib Haji adalah rangkaian
kegiatan yang harus dilakukan dalam ibadah haji sebagai pelengkap Rukun Haji,
jika salah satu dari wajib haji ini ditinggalkan, maka hajinya tetap sah, namun
harus membayar dam (denda). Yang termasuk wajib haji adalah :
1. Niat Ihram, untuk haji atau
umrah dari Miqat Makani, dilakukan setelah berpakaian ihram.
2. Mabit (bermalam) di
Muzdalifah, pada tanggal 9 Zulhijah (dalam perjalanan dari Arafah ke Mina).
3. Melontar Jumrah Aqabah, pada
tanggal 10 Zulhijah yaitu dengan cara melontarkan tujuh butir kerikil
berturut-turut dengan mengangkat tangan pada setiap melempar kerikil sambil
berucap, “Allahu Akbar, Allahummaj ‘alhu hajjan mabruran wa zanban magfura(n)”.
Setiap kerikil harus mengenai ke dalam jumrah jurang besar tempat jumrah.
4. Mabit di Mina, pada hari
Tasyrik (tanggal 11, 12 dan 13 Zulhijah).
5. Melontar Jumrah Ula, Wustha
dan Aqabah, pada hari Tasyrik (tanggal 11, 12 dan 13 Zulhijah).
6. Tawaf Wada', yaitu melakukan
tawaf perpisahan sebelum meninggalkan kota Mekah.
7. Meninggalkan perbuatan yang
dilarang saat ihram.
Posted by Shafi-Q.
بِسۡمِٱللهِٱلرَّحۡمَـٰنِٱلرَّحِيمِ
HAJI
Ibadah Haji mengikut
kebiasaan sebutan orang adalah ‘haji besar’ dan
ibadah Umrahpula disebut ‘haji kecil’. Musim
Haji bermula daripada 1 Syawal hingga 10 Zulhijjah(hari
raya puasa hingga hari raya haji), manakala Umrah boleh dilakukan pada bila-bilamasa termasuk
di luar musim haji. Dari segi syarak pula ianya adalah mengunjungi Baitullahil
Haram di Mekah untuk mengerjakan ibadat-ibadat yang tertentu di
sana.
.
Menunaikan Haji
Menunaikan haji adalah rukun Islam
kelima dan ia dikerjakan hanya di sekitar tanah suci Mekah serta masanya hanya
dari 9 hingga 13 Zulhijah. Haji menurut syarak adalahmengunjungi Baitullah (Rumah
Allah) di Mekah untuk beribadat ‘manasik’ (tawaf, saie,
bergunting) dan wukuf pada waktu serta syarat-syarat tertentu dalam bulan
Zulhijah.
.
Firman Allah SWT: “Dan Allah
mewajibkan ke atas manusia mengerjakan ibadat haji dengan mengunjungi Baitullah
iaitu sesiapa yang mampu dan berkuasa untuk sampai ke sana. Dan sesiapa yang
kufur (ingkar kewajipan haji itu), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak
berhajatkan sesuatu pun) dari sekalian makhluk.” (Surah Al-Imran, ayat
97)
.
Ibadat haji hanya diwajibkan kepada
Muslim yang berkemampuan dari segi kewangan, kesihatan fizikal
dan juga mental. Allah membuka ruang dan memudahkan semua hamba-Nya menziarahi,
mendekatkan diri dan bermunajat kepada-Nya serta memohon limpah Rahmat-Nya dan
Hidayah-Nya. Ibadat haji adalah satu-satunya peluang keemasan untuk kita
mengadap Allah secara lebih dekat.
.
Firman Allah dalam surah al-Hajj: “Dan
serulah manusia untuk mengerjakan haji, nescaya mereka akan datang kepada-Mu
dengan berjalan kaki, atau mengenderai setiap unta yang kurus, mereka datang
dari segenap penjuru yang jauh agar mereka menyaksikan berbagai-bagai manfaat
untuk mereka dan agar mereka menyebut nama Allah pada beberapa hari (hari raya
haji dan tasyrik) yang telah ditentukan.”
.
Pemergian ke kota Makkah atau Arafah
bukan semata-mata perjalanan jasad, tetapi perjalanan ‘rabbani’ iaitu
perjalanan berserta ketulusan hati dan rohani ke arah menemui Allah SWT serta
mengeratkan jalinan hubungan antara Allah sebagai Khalik (Pencipta) yang
menjadikan alam sebagai makhluk-Nya dan manusia sebagai khalifah-Nya.
Firman Allah SWT.: “Dan
sempurnakanlah ibadat haji dan umrah kerana Allah.” (Surah al-Baqarah,
ayat 196).
.
Haji dan Umrah, kedua-duanya hanya wajib
sekali saja seumur hidup dan sunat dikerjakan
berulang-ulang kali. Perbezaan jelas antara kedua-duanya ialah haji hanya boleh
dikerjakan dalam bulan haji iaitu mulai 1 Syawal hingga naik fajar hari 10
Zulhijah.
.
Allah menyediakan ganjaran cukup
besar bagi sesiapa yang mengerjakan umrah dan haji pada bulan ini. Rasulullah
SAW bersabda: “Daripada satu umrah ke umrah berikutnya adalah penghapus
semua kesalahan serta dosa yang berlaku antara keduanya. Haji yang mabrur (yang
dilakukan dengan ikhlas dan sempurna) itu tidak ada ganjarannya yang setimpal
melainkan syurga.” (Hadis riwayat Bukhari dan Muslim).
Niat Haji dan Umrah
1. Niat mengerjakan Haji:
نَوَيْتُالْحَجَّوَأَحْرَمْتُبِهِلِلَّهِتَعَاَلَى
Daku mengerjakan Haji dan berihram
dengannya kerana Allah Ta’ala.
2. Niat mengerjakan Umrah:
نَوَيْتُالْعُمْرَةَوَأَحْرَمْتُبِهَالِلَّهِتَعَاَلَى
Daku mengerjakan Umrah dan berihram
dengannya, kerana Allah Ta’ala.
3. Niat mengerjakan Haji dan
Umrah serentak (Haji Qiran):
نَوَيْتُالْحَجَّوَالْعُمْرَةَوَأَحْرَمْتُبِـهِمَالِلَّهِتَعَاَلَى
Daku mengerjakan Haji dan Umrah serta
berihram dengan kedua-duanya, kerana Allah Ta’ala.
FADILAT HAJI
Antara hadis Rasulullah SAW yang
menghuraikan mengenai kelebihan ibadat haji, umrah dan tanah suci Makkah ialah:
1. Ibadat haji itu
dapat menghilangkan dosa sebagaimana air dapat menghilangkan
segala daki.
2. Setiap hari Allah
menurunkan 120 rahmat untuk orang yang mengerjakan haji
di Baitullah; 60 rahmat untuk orang yang bertawaf, 40
rahmat untuk orang yangbersolat dan 20
rahmat untuk yang memandang kepada Kaabah.
3. Haji yang mabrur ialah
pekerjaan haji yang tidak bercampur dengan dosa sejak ihram hingga Tahalul.
4. Sesiapa yang
mengerjakan haji kerana Allah dan dia tidak merosakkannya dengan sebab bersetubuh dan
tidak membuat sebarang maksiat, maka pulangnya kelak seperti bayi yang baru
dilahirkan oleh ibunya.
5. Iringilah hajimu
dengan melakukan umrah, kerana kedua-duanya akan menghapuskan
kemiskinan dan dosa, laksana relau yang membakar hangus segala kotoran besi,
emas dan perak.
6. Tiadalah ganjaran
lain bagi haji yang mabrur melainkan Syurga.
7. Hujjaj dan
Ummar (Jemaah Haji dan Umrah) semuanya tetamu Allah, jika mereka berdoa
kepada-Nya akan diperkenankan, jika mereka pohonkan keampunan akan
diampunkan.
8. Dari umrah ke umrah
adalah penghapus dosa antara keduanya. Haji yang mabrur
tiadalah lain ganjarannya melainkan syurga.
9. Sesiapa yang sabar menanggung sakit sehari
di Makkah, maka Allah tulis pahala amal soleh yang dikerjakan olehnya di luar
Makkah sebanyak 60 tahun.
10. Sesiapa yang bersabar menanggung
satu saat panas siang hari di Makkah, Allah akanmenjauhkan dia 100
tahun lamanya di neraka Jahanam.
11. Sesiapa yang meninggal dalam
pelayaran ke Tanah Suci Makkah sama ada waktu pergi atau balik, segala dosanya
tidak akan dipamerkan dan tidak akan dikira pada
hari kiamat (diampunkan).
12. Siapa yang meninggal
di Makkah seolah-olah dia telah meninggal di langit dunia.
13. Baitullah ini adalah
tunjang Islam, siapa yang keluar kerana mengunjunginya untuk mengerjakan haji
atau umrah, dia dijamin Allah, jika dia meninggal ia akan dimasukkan ke syurga-Nya,
jika dia pulang, pulang dengan ganjaran dan harta.
14. Perbelanjaan yang
dikeluarkan untuk ibadat haji adalah seperti perbelanjaan untukfisabilillah,
satu dirham digandakan dengan 700 X.
15. Satu dari tanda-tanda
haji yang diterima ialah; Apabila ia melakukan kebaikan danamalan melebihi
dari sebelum pemergian ke Makkah dan tidak lagi terdorong ke arah
perkara-perkara maksiat.
.
.
.
.
SYARAT WAJIB SAH HAJI
Haji diwajibkan sekali sahaja seumur
hidup, apabila memenuhi syarat:
1. Islam
2. Baligh dan berakal (Mukallaf).
3. Merdeka
4. Berkemampuan dan
berkuasa.
5. Wanita mesti mendapat
izin suami atau wali, dan ditemani oleh suami, mahram atau wanita yang
dipercayai.
.
.
RUKUN HAJI
1. Niatihram
2. Berwukuf di Arafah.
3. Tawaf Ifadah.
4. Saie di antara Shafa dan Marwah.
5. Bercukur atau bergunting rambut (Tahalul).
6. Tertib pada kebanyakan rukun.
2. Berwukuf di Arafah.
3. Tawaf Ifadah.
4. Saie di antara Shafa dan Marwah.
5. Bercukur atau bergunting rambut (Tahalul).
6. Tertib pada kebanyakan rukun.
Jika tertinggal salah satu rukun atau
tidak mengikut syaratnya maka Haji / Umrahnya TIDAK SAH (BATAL) dan terpaksa
mengqadakannya semula dengan segera kerana masih di dalam ihram (pantang
larang).
.
.
BATAL HAJI
1. Tidak melakukan semua
rukun haji dengan sempurna mengikut syarat-syaratnya.
2. Tidak melakukan dan
hadir sendiri di tempat ibadat dan dalam masa yang ditetapkan, walaupun boleh
dengan bantuan orang lain.
3. Melakukan persetubuhan
semasa ihram kecuali sesudah tahallul awal.
4. Hilang akal atau
pengsan sepanjang menunaikan haji.
5. Membatalkan niat
ibadat oleh sesuatu keadaan.
6. Murtad.
.
.
SYARAT WAJIB
MENGERJAKAN HAJI
1. Niat ihram di Miqat.
2. Menjaga larangan
dalam ihram.
3. Bermalam di
Mudzalifah.
4. Melontar Jamrah
Al-Aqabah.
5. Bermalam di Mina.
6. Melontar ketiga-tiga
jamrah pada hari-hari Tasyriq.
Sekiranya tertinggal salah satu
daripadanya HAJI / UMRAHNYA SAH tetapi diwajibkan dam
Dalil dasar Quran dan
hadits terkait ibadah haji: kewajiban haji, macam-macam haji, syarat rukun
haji.
- QS Ali Imron 3:97
- QS Ali Imron 3:97
ولله على الناس حج البيت من استطاع إليه سبيلا
Artinya: mengerjakan
haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup
mengadakan perjalanan ke Baitullah.
- Hadits sahih riwayat Bukhori dan Muslim (muttafaq alaih)
- Hadits sahih riwayat Bukhori dan Muslim (muttafaq alaih)
بني الإسلام على خمس : شهادة أن لا إله إلا الله وأن محمداً رسول
الله وإقام الصلاة وإيتاء الزكاة وصوم رمضان وحج البيت من استطاع إليه سبيلا
Artinya: Islam
dibangun atas lima hal: Dua kalimat syahadat, mendirikan shalat, menunaikan
zakat, puasa Ramadan, haji ke Baitullah bagi yang mampu.
IBADAH UMRAH
Ibadah umrah disebut juga dengan haji kecil. Ia merupakan ibadah yang tak terpisahkan dengan ibadah haji. Ibadah umrah dapat jufa dilakukan sendiri baik di luar musim haji atau di dalam musim haji.
SYARAT UMROH
Syarat adalah perkara yang harus terpenuhi sebelum melakukan umroh (umrah). Syarat umrah ada 4 (empat)
1. Berakal sehat.
Tidak wajib kepada orang tidak berakal (gila) dan tidak sah jika dilakukan.
2. Baligh. Tidak wajib bagi kanak-kanak. Sah jika dilakukan tetapi tidak mengugurkan kewajipannya mengerjakan umrah setelah dewasa kelak.
3. Mampu. Mampu untuk menunaikannya sendiri ataupun mampu mengerjakannya dengan pertolongan orang lain (badal umrah).
4. Islam. Tidak wajib dan tidak sah bagi orang kafir dan juga orang murtad.
RUKUN UMRAH
Rukun adalah perkara yang harus dilakukan saat beribadah umrah dan tidak sah umrahnya apabila meninggalkan salah satu rukun. Rukun umrah ada 5 (lima) yaitu:
1. Niat.
2. Tawaf. Yaitu mengelilingi Ka'bah sebanyak 7 kali.
3. Sa'i. Lari-lari kecil antara shafa dan marwah 7x
4. Tahallul artinya melepaskan diri dari larangan ihram. Caranya dengan menggunting minimal 3 helai atau memotong rambut setelah selesai tawaf dan sa'i.
5. Tertib. Seluruh prosesi 1 sampai 4 harus urut.
RUKUN- RUKUN KHUTBAH
1. Memuji Allah Taala
Tertentu dengan lafaz الحمد لله atau احمد
الله atau نحمد الله atau الله احمد atau الله
الحمد atau انا حامد الله .
Tidak memadai dengan lafaz الحمد للرحمن atau الشكر
لله dan sebagainya.
2. Membaca Selawat
Tertentu dengan lafaz اللهم صل على محمد atau نصلى
على محمد
atau diganti lafaz محمد dengan
lafaz النبي / احمد / العاقب / حاشر / الماحي / البشير / النذير .
Tidak memadai dengan سلم
الله على محمد atau رحم الله محمد
3. Wasiat dengan takut kepada Allah
Walaupun tidak dengan lafaz wasiat sekalipun
Memadai dengan lafaz اطيعوا
الله atau اتقوا الله .
Tidak memadai dengan semata menakuti daripada
perhiasan dunia kerana itu adalah sedia maklum walaupun oleh kafir maksiat.
4. Membaca satu ayat Al-Quran yang difahami.
Tidak memadai membaca setengah ayat walaupun panjang.
Tidak memadai satu ayat yang tidak memberi faham
seperti ن
Memadai ayat itu dibaca di dalam salah satu
daripada 2 khutbah.
Sunat dibaca pada akhir khutbah pertama.
Sunat dibaca Surah Qaf pada akhir khutbah pertama
setiap Jumaat kerana mengikut Nabi tetapi berhasil pahala sunat dengan membaca
setengah surah tersebut.
5. Membaca doa berkenaan urusan akhirat
untuk orang Islam dalam khutbah kedua.
Memadai menentukan doa bagi segala yang mendengar
seperti katanya رحمكم الله
Tiada memadai menentukan doa itu bagi mereka
yang ghaib.
Tidak mengapa membaca doa bagi Sultan dengan
tentunya jika tidak berlebih-lebihan dalam menyatakan sifatnya.
Kata Sheikh Ibnu Abdus Salam tidak harus memuji
Sultan dengan sifat yang dusta kecuali kerana dharurat.
Sunat membaca doa bagi segala Sultan yang Islam dan
tentera mereka dengan kebaikan dan kemenangan.
Peringatan – Rukun yang 3 di atas mesti ada di
dalam khutbah
pertama dan khutbah kedua.
SYARAT SAH KHUTBAH
Khatib berdiri jika berkuasa kerana mengikut Nabi.
Jika tak mampu hendaklah duduk. Jika tak mampu maka
baring dan harus mengikutnya walaupun tak diketahui uzurnya ia pada zahirnya
ma’zur.
Rukun Khutbah Dalam Bahasa Arab.
Jika tiada yang tahu dan tak sempat belajar sebelum
habis waktu maka boleh dengan bahasa sendiri.
1.Wajib belajar bagi semua orang, maka jika ada
yang sempat belajar tetapi tak belajar maka berdosa kesemuanya sekali dan tidak
harus Jumaat ketika itu tetapi hendaklah diganti dengan Zohor.
2.Yang disyaratkan hanya mendengar khutbah bukan
faham.
3. Khatib Duduk Antara Dua Khutbah Serta
Tama’ninah.
Jika tak mampu duduk maka hendaklah diam
seketika.
Begitu juga yang tak mampu berdiri maka hendaklah
diam seketika.
Sunat duduk sekadar membaca ( قل هو الله احد) hingga
akhir.
4. Dua Khutbah dibaca selepas gelincir
matahari.
5. Kesemua Rukun Didengari Oleh 39 Orang
Makmum Dari Kalangan Ahli Jumaat Walaupun Tak Faham.
Khatib tak disyaratkan mendengar dan memahami maka
sah walaupun ia tuli dan termasuk dalam bilangan 40 orang itu.
6. Berturut-turut tiap-tiap kalimah daripada
2 khutbah dan antara 2 khutbah dan solat.
7. Khatib Suci daripada hadas kecil dan
besar.
Makmum tidak disyaratkan suci dari hadas.
8. Khatib suci daripada najis yang tak
dimaafkan pada badan, pakaian dan tempat.
Jika berhadas ketika khutbah hendaklah bersuci dan
memulai semula dan tak boleh disambung walaupun singkat masa perceraiannya.
Jika berhadas antara khutbah dan solat maka bersuci
dengan segera maka tiada mengapa.
Makmum tidak disyaratkan suci dari najis.
9. Khatib Menutup Aurat.
Makmum tidak disyaratkan menutup aurat.
Peringatan
Tidak disyaratkan tertib antara rukun-rukun
khutbah.
Tidak disyaratkan niat pada khutbah dan tidak
disyaratkan meniatkan Fardhunya.
SUNAT – SUNAT KHUTBAH
Sunat berkhutbah di atas mimbar dan sunat mimbar di
kanan mehrab.
Jika tiada mimbar maka hendaklah berkhutbah di atas
tempat tinggi supaya sampai suara Khatib kepada sekelian manusia.
Sunat khatib memberi salam kepada semua yang hadir
di sisi pintu masjid sebelum masuk ke masjid kemudian bila sampai ke mimbar
maka sunat memberi salam kepada mereka yang di sisi mimbar dan bila naik ke
atas mimbar dan berada di kedudukan tertinggi di bawah tempat berkhutbah maka
sunat menghadap kepada orang ramai dan memberi salam dan kemudian sunat duduk
di tempat berkhutbah ketika orang Azan agar dapat merehatkan diri dari penat naik
ke mimbar.
Sunat Azan di hadapan Khatib dan setelah selesai
Azan maka Khatib berdiri membelakang kiblat dan berkhutbah dengan nyaring.
Sunat Khatib tidak berpaling ke kanan, ke kiri dan
ke belakang kerana itu semua bid’ah.
Makruh menumbuk anak tangga mimbar ketika naik
dengan kaki atau tongkat atau pedang.
Makruh membaca doa tatkala sampai kepada anak
tangga tempat berhentinya.
Makruh berhenti pada tiap anak tangga mimbar.
Makruh menyegerakan khutbah yang kedua dan
memperlahankan suara padanya.
Makruh berlebihan memuji raja ketika berdoa.
Hendaklah khutbah itu sederhana tidak terlalu
panjang dan tidak terlalu pendek.
Sunat Khatib memegang pedang atau panah atau
tongkat dengan tangan kirinya dan diletakkan tangan kanan di tepi mimbar.
Selesai khutbah hendaklah segera turun daripada
mimbar supaya sampai ia ke mehrab sebaik selesai Iqamah supaya terpelihara
muwalat antara khutbah dan solat.
Sunat membaca dalam raakat pertama Surah Al-A’la
dan rakaat kedua Surah Al-Munafiqun atau Surah al-Ghasyiah.
Membaca Surah Al-Jumuah dan Surah Al-Munafiqun
lebih utama daripada membaca Surah Al-A’la dan Surah al-Ghasyiah .
Jika ditinggalkan Surah Al-Jumuah atau Surah
Al-A’la pada rakaat pertama kerana lupa atau sengaja dan digantikan dengan
Surah Al-Munafiqun atau Surah al-Ghasyiah maka hendaklah dibaca pada rakaat
kedua Surah Al-Jumuah atau Surah Al-A’la dan jangan diulangi lagi Surah
al-Munafiqun atau Surah al-Ghasyiah yang telah dibaca pada rakaat pertama.
Jika tidak dibaca pada rakaat pertama salah satu
dari Surah Al-Jumuah atau Surah Al-A’la dan tidak juga Surah Al-Munafiqun dan
Al-Ghasyiah maka hendaklah dihimpunkannya kedua surah itu pada rakaat kedua
iaitu Surah Al-Jumuah dan Surah Al-Munafiqun atau Surah Al-A’la dan Surah
Al-Ghasyiah dalam rakaat kedua.
Tersebut dalam hadis :
من قرأ عقب سلامه من الجمعة قبل أن
يثنى رجله وقيتكلمالفاتحة والاخلاص
والمعوذتين سبعا سبعا غفر له ما تقدم من ذنبه وما تأخر واعطى من اللأجر بعدد من امن بالله ورسوله وحفظ له دينه ودنياه
واهله وولده
Ertinya :
Sesiapa yang membaca Surah Al-Fatihah, Surah
Al-Ikhlas, Surah Al-Falaq dan Surah An-Nas 7 kali setiap satu selepas salam
Solat Jumaatnya sebelum dia mengubah kakinya dan sebelum berkata-kata, nescaya
diampunkan Allah segala dosanya dahulu dan akan datang dan dianugerahkan pahala
dengan bilangan orang yang beriman dengan Allah dan RasulNya, dan di pelihara
oleh Allah agamanya, dunianya, isi rumahnya dan anaknya.
PENYEDIAAN DAN PENYAMPAIAN KHUTBAH
MUQADDIMAH
Penyediaan dan penyampaian
khutbah tidaklah semudah yang difikirkan. Ia bukan sekadar menyampaikan mesej
kepada makmum tetapi juga memerlukan mesej tersebut disampaikan dengan cara
yang teratur, menarik dan berkesan. Penyampaian yang berkesan ialah penyampaian
yang memberi keyakinan kepada pendengar, dapat mempengaruhi pendengar dan
menyebabkan pendengar boleh menerima malah sanggup menurut saranan dan gesaan
yang diutarakan. Walaubagaimanapun terdapat berbagai kelemahan yang menjejaskan
penyampaian mesej tersebut dalam kebanyakan khutbah pada hari ini. Antara
kelemahan yang ketara adalah :
Bahasa yang tidak dapat difahami.
Terlalu banyak membuat kesalahan sebutan.
Menggunakan perkataan yang tidak tepat dan tidak
sesuai.
Menggunakan istilah yang salah dan mengelirukan.
Menggunakan bahasa yang terlalu tinggi dan
berbelit-belit.
Menggunakan ungkapan yang tidak betul.
Menyampaikan mesej dalam bentuk ayat-ayat yang
janggal dan salah yang boleh mengelirukan pendengar
Menggunakan bahasa yang longgar, tidak tepat dan
tidak sesuai.
Menggunakan intonasi yang tidak betul.
Menggunakan intonasi yang mendatar dan tiada
tinggi rendah.
Teragak-agak dan gagap.
2. Suara yang tidak jelas.
Apabila suatu khutbah di sampaikan dengan suara
yang perlahan atau tidak jelas, maka makmum tidak dapat mendengar dengan jelas
dan ini boleh menjejaskan minat makmum, lalu membuat tafsiran yang salah
terhadap isi khutbah.
3. Gerak-geri yang tidak sesuai.
Gerak badan, tangan dan muka yang tidak sesuai
dengan isi dan maksud khutbah mengurangkan kesan baik terhadap makmum yang
mendengar.
4. Penampilan yang tidak menarik.
Penampilan yang kurang menarik menyebabkan
pendengar hilang minat dan keyakinan terhadap isi khutbah yang disampaikan.
5. Kesihatan yang tidak baik.
Keadaan kesihatan khatib dan makmum yang terganggu
boleh menyebabkan tumpuan tidak dapat diberikan sepenuhnya.
6. Persekitaran yang tidak menarik.
Persekitaran yang tidak menarik juga seperti cuaca
yang panas dan hingar bingar juga boleh mengganggu keberkesanan khutbah yang
disampaikan.
7. Perbezaan Taraf.Perbezaan taraf
hidup, taraf pendidikan dan taraf ekonomi boleh menyebabkan beber
Pada
zaman jahiliyah sebab – sebab seseorang memperoleh harta warisan telah memiliki
aturan, diantaranya sebagai berikut:
- Sebab keturunan, pada saat itu pada keturunan yang ditentukan yakni pada laki-laki yang kuat berperang saja sedangkan wanita dan anak-anak tidak memiliki hak mendapatkan warisan. Setelah islam diturunkan aturan tersebut di larang oleh allah alam surat an-nisa ayat 7,yang artinya “ untuk anak laki-laki sebagian daripada harta yang ditinggalkan oleh ibi bapak dan keluarga dekat, dan untuk perempuan sebagian dari pada harta yang ditinggalkan oleh ibu-bapak dan keluarga dekat, baik sedikit ataupun banyak harta yang dipusakai itu, tetap masing-masing mendapat bagian yang tertentu menurut ketentuan yang telah ditentukan dalam kitab suci al-qur’an surat An-Nisa:7
- Anak angkat, saat itu anak angkat berhak atas harta yang ditinggalkan oleh ibu dan bapak angkatnya. Karena mereka diakui mutlak sebagaimana anak kandung. Hal ini kemudian dilarang oleh allah melalui firmannya “ allah tidak membenarkan anaka angkat kamu itu menjadi anak yang sebenarnya, demikian hanya perkataan yang di mulut kamu saja, tidak dengan sebenarnya. Yang berkata benar ialah allah dan Dia-lah yang member petunjuk kepada jalan yang lurus “ Al-Ahzab : 4
- Dengan sebab perjanjian / sumpah. Keadaan ini dimisalkan dua orang yang berjanji dengan sumpah bahwa antara keduanya akan pusaka-mempusakai. Hal ini kemudian dilarang oleh allah.
B.Sebab
Yang Diperbolehkan Untuk Pusaka Mempusakai
Dalam
ajaran agama Islam, sebab – sebab pusaka mempusakai terdiri atas 4 sebab :
- Kekeluargaan, sebagai mana telah dijelaskan dalam surat an-nisa ayat 7 diatas, dengan syarat dan ketentuan yang diperjelas melalui ayat lain.
- Perkawinan.(penjelasan khusus).
- Dengan sebab memerdekakan dari perbudakan. Sebagaimana dijelaskan oleh Nabi Muhammad SAW “ Hubungan orang yang memerdekakan hamba dengan hamba itu seperti hubungan turunan dengan turunan tidak dijual dan tidak diberikan “ HR Ibnu Khuzaifah, Ibnu hibban dan Hakim.
- Hubungan islam. Bila orang yang meninggal dunia tidak mempunyai ahli waris yang ditentukan, maka harta peninggalanya diserahkan ke baitulmall untuk umat islam dengan jalan pusaka. Sabda Rosulluah SAW: “saya menjadi waris orang yang tidak mempunyai ahli waris” HR Ahmad dan Abu daud. Dalam hal ini rosullullah tidak menerima harta tersebut untuk dirinya sendiri, tapi dipergunakan untuk kemaslahatan seluruh umat islam.
C.Siapa
Saja Yang Dimaksud Dengan Ahli Waris .
Dalam
agama islam orang yang boleh mendapat pusaka dari yang meninggal dunia ada 25
orang, 15 orang dari pihak laki-laki dan 10 orang dari pihak perempuan :
-
Penerima harta waris dari pihak laki-laki.
- Anak laki-laki dari yang meninggal dunia.
- Anak laki-laki dari cucu laki-laki yang berasal dari pihak anak laki-laki dan terus kebawah, asalkan pertaliannya masih laki-laki.
- Orang tua laki-laki (bapak) dari yang meninggal.
- Kakek dari pihak bapak dan terus ke atas pertalian yang belum terputus dari pihak bapak.
- Saudara laki-laki seibu sebapak.
- Saudara laki –laki yang seibu saja.
- Saudara laki-laki yang sebapak saja.
- Anak laki-laki (keponakan) dari saudara laki-laki yang seibu sebapak.
- Anak laki-laki (keponakan) dari saudara laki-laki yang sebapak saja.
10.
Saudara laki-laki dari bapak (paman) dari bapak yang seibu sebapak.
11.
Saudara laki- laki dari bapak (paman) yang sebapak saja.
12. Anak
laki-laki dari saudara bapak yang laki-laki (paman) yang seibu sebapak.
13. Anak
laki-laki dari saudara bapak yang laki-laki (paman) yang sebapak saja.
14.
Suami.
15.
Laki-laki yang mmerdekakan mayat.
Jika dari
15 orang ini masih ada semua, maka yang lebih berhak untuk mendapatkan harta
pusaka dari yang meningal hanya 3 orang saja, yakni:
- Bapak
- Anak laki-laki
- Suami
-
Penerima harta waris dari pihak perempuan.
- Anak perempuan.
- Anak perempuan dari anak laki-laki ( cucu perempuan) dan seterusnya kebawah, asalkan pertaliannya dengan yang meninggal masih terus laki –laki.
- Ibu.
- Ibu dari bapak.
- Ibu dari ibu (nenek) terus keatas pihak ibu sebelum terhalang laki-laki.
- Saudara perempuan yang seibu sebapak.
- Saudara perempuan yang yang sebapak.
- Saudara perempuan yang sebapak.
- Isteri.
10.
Perempuan yang mmerdekakan si mayat.
Jika 10
orang tersebut diatas ada semuanya, maka yang dapat mewarisi hanya 5 orang
saja, yaitu:
- Isteri.
- Anak perempuan.
- Anak perempuan dari anak laki-laki (cucu perempuan).
- Ibu.
- Saudara perempuan yang seibu sebapak.
Seandainya
ke-25 orang yang tersebut diatas baik dari pihak laki-laki dan dari pihak
perempuan masih lengkap, maka yang paling berhak mendapatkan hak waris hanya
salah seorang dari laki isteri, ibu dan bapak, anak laki-laki dan anak
perempuan.
Lalu
bagaimana dengan anak yang masih dalam kandungan?
Anak yang
masih dalam kandungan ibunya pun berhak mendapat hak waris dari keluarganya
yang meninggal dunia. Sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW “
apabila menangis anak yang baru lahir ia mendapat pusaka” HR Abu Dawud.
D.Sebab
Seseorang Tidak Mendapatkan Hak Waris/Pusaka.
Ada
beberapa sebab yang mejadikan seseorang itu tidak mendapat hak harta waris/pusaka
dari yang meningal dunia.
1.Hamba /
Budak.
Seseorang yang dijadikan budak/hamba sahaya/pembantu, tidak mempunyai hak waris
ataupun pusaka dari majikannya ataupun keluarganya. Firman Allah SWT “Abdan
mamluukan laa yaqdiru ‘alaa syaiin” QS An-Nahl : 75.
Artinya :
: Hamba yang dimiliki tidak mempunyai kekuasaan atas sesuatu apapun juga”
(An-Nahl : 75)
2.
Pembunuh. Orang
yang membunuh kluarganya tidak berhak untuk mempusakai/mewarisi harta
peninggalan dari keluarganya yang dibunuh.
Sabda
Rosullullah Muhammad SAW : “ Yang membunuh tidak mewarisi dari yang dibunuhnya
“ ( HR : Nasa’i).
3.Murtad
atau telah keluar dari agama Islam/ berpindah agama. Orang yang telah keluar /
berpindah dari keyakinan agama islam, tidak berhak atas harta peninggalan
keluarganya yang masih memeluk agama islam. Sebaliknya juga, orang yang memeluk
islam tidak dapat menerima waris/pusaka dari keluarganya yang telah murtad.
Sabda
Nabi Muhammad SAW :
Diriwayatkan dari abu bardah, ia berkata “ Saya telah diutus oleh Rosullullah
saw kepada seorang laki-laki yang menikah dengan istri bapaknya. Nabi menyuruh
supaya saya bunuh laki-laki tersebut dan membagi hartanya sebagai harta
rampasan, sedang laki-laki tersebut murtad”
4.Orang
yang tidak beragama islam (kafir). Orang kafir tidak berhak menerima pusaka dari
keluarganya yang memeluk agama islam. Demikian pula sebaliknya, orang islam
tidak berhak menerima pusaka dari keluarganya yang tidak beragama islam.